
Daerah ibukota memang terkenal sebagai tempat mengadu nasib bagi sebagian besar orang-orang luar Jawa. Mereka mencari nafkah di Jakarta. Namun tidak sedikit diantara mereka yang gagal, baik membuka usaha maupun mencari kerja. Diantara yang gagal tersebut banyak diantaranya adalah wanita. Namun mereka tetap nekat dan memilih profesi sebagai seorang pelacur.
Pelacur di Jakarta sangat banyak dan bervariatif, ada yang masih berumur belasan hingga berumur 40an, ada yang masih duduk di bangku sekolah SMP hingga ada yang sudah mempunyai anak. Mereka nekat demi nafkah karena tidak memiliki keahlian lain selain menjual kemolekan tubuh kepada para laki-laki hidung belang.